Dalil Lengkap Ihwal Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw

Dalil perayaan maulid Nabi – Ketika cahaya tauhid mulai padam di muka bumi ini, maka hanya ketebalan kegelapan yang hampir saja menyelimuti logika manusia, layaknya mendung yang menutupi terangnya cahaya matahari. Di sana tidak tersisa orang-orang yang bertauhid kecuali hanya segelintir yang masih mempertahankan nilai pedoman ke-tauhid-an. Maka Allah SWT dengan Rahmat-Nya mengutus seorang Rasul untuk mengakhiri kegelapan itu. Datanglah Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah yang merupakan bukti terkabulnya doa Nabi Ibrahim as sebagai kekasih Allah dan sebagai bukti kebenaran isu gembira sesuai yang disampaikan oleh Nabi Isa as.

 Ketika cahaya tauhid mulai padam di muka bumi ini Dalil Lengkap Tentang Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Pada bulan Rabi’ul Awal yang penuh dengan berkah dan rahmat ini, seluruh masyarakat Islam di penjuru dunia dengan penuh cinta menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yakni tanggal 12 Rabi’ul Awal. Seluruh umat muslim berlomba untuk mengambarkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW dengan melaksanakan amalan yang tidak berseberang dengan syariat islam. Seperti halnya membaca shalawat nabi yang dimulai pada malam pertama bulan Robiu’l awal hingga malam tanggal 12 rabiu’ul awal, dengan tujuan untuk mendapat syafa’at di dunia dan darul abadi nanti.

Dalam memperingati hari kelahiran Nabi, ada beberapa golongan yang menganggap bid'ah sesat. Benarkah demikian? Oleh alasannya itu, diperlukan beberapa dalil baik dari Al-Qur'an dan Hadits wacana peringatan maulid Nabi.

Dalil Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW


Katib Syuriah PCNU Jombang H. Abd Kholiq Hasan atau kerab dengan sapaan nama Gus Khaliq, dia mengajak warga nahdliyin untuk mengetahui dalil-dalil ajuan merayakan atau memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Karena tidak sedikit dari sebagian besar golongan yang menganggap maulid nabi ialah bid’ah yang sesat.

Dalam pandangan beliau, peringatan Maulid Nabi intinya ialah ungkapan rasa syukur, bahagia dan gembira dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW.  Sedangkan rasa syukur, bahagia dan gembira itu sendiri merupakan perintah Allah SWT.

Hal itu dijelaskan Dalam Al-Qur’an surah Yunus ayat 58 dan Al-Qur’an surah A;-Anbiya’ ayat 107, Allah SWT berfirman:
قُلۡ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلۡيَفۡرَحُواْ هُوَ خَيۡرٌ مِّمَّا يَجۡمَعُونَ
Artinya:
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu ialah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan" (Q.S. Yunus: 58)

وَمَآ أَرۡسَلۡنَٰكَ إِلَّا رَحۡمَةً لِّلۡعَٰلَمِينَ
Artinya:
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Q.S. Al-Anbiya’: 107)

Rasa syukur, bahagia dan gembira ini, menyerupai yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad sendiri dengan cara berpuasa pada hari kelahiran beliau. Hal ini di jelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Qatadah al-Anshari:

عن أبي قتادة رضي الله عنه : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سُئل عن صوم يوم الإثنين؟ فقال “فيه ولدت، وفيه أنزل علي” رواه الإمام مسلم في الصحيح في كتاب الصيام
Artinya:
Dari Abi Qotadah Ra, bahwa Rasulullah SAW ditanya mengenai puasa hari senin. Maka dia menjawab “Di hari itu saya dilahirkan, dan di hari itu diturunkan padaku (al-Qur’an)” (HR. Imam Muslim dalam Shohih-nya pembahasa wacana puasa)

Kemudian dalam peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, apalagi dirayakan secara bersama terdapat dorongan yang sangat berpengaruh untuk membaca shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW. Sebagai umat beliau, kita sebagai insan harus selalu membaca shalawat kepadanya. Sebagaimana Allah SWT dan Malaikat-Malaikat-Nya bershalawat kepadanya. Hal ini di jelaskan dalam Al-Qur’an Al-Ahzab ayat 56:

إِنَّ ٱللَّهَ وَمَلَٰٓئِكَتَهُۥ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِيِّۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ صَلُّواْ عَلَيۡهِ وَسَلِّمُواْ تَسۡلِيمًا
Artinya:
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kau untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Q.S. Al-Ahzab:56)

Segala sesuatu yang menjadi pendorong untuk melaksanakan perbuatan yang dianjurkan oleh syara’, berarti dianjurkan pula dalam syara’. Dan segala sesuatu yang menjadi pendorong melaksanakan perbuatan yang diperintahkan oleh syara’, berarti diperintahkan pula dalam syara’. Hal ini terdapat dalam Kaidah Ushuliyah:

مَا لاَ يَتِمُّ الْواَجِبُ إِلاَّ بِهِ فَهُوَ وَاجِبٌ (الأشباه والنظائر، ج: 2، ص: 90
Artinya:
Sesuatu yang tidak sanggup tepat sesuatu yang wajib kecuali dengannya, maka sesuatu tersebut juga berhukum wajib.

Lain dari pada itu, Ibnu Taimiyah yang menjadi kiblat pemikiran para tokoh Islam kanan, dan digambarkan sangat menolak peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. malah menganjurkan untuk melakukannya, bahkan dikatakan mempunyai faedah pahala yang besar. Hal tersebut dijelaskan oleh dia sendiri dalam kitab dia Iqtidla’u al-Shirati al-Mustaqim, Mukholafatu Ashhabi al-Jahim halaman 297.

فَتَعْظِيْمُ الْمَوْلِدِ وَاتِّخَاذُهُ مَوْسِمًا قَدْ يَفْعَلُهُ بَعْضُ النَّاسِ وَيَكُوْنُ لَهُ فِيْهِ أَجْرٌ عَظِيْمٌ لِحُسْنِ قَصْدِهِ وَتَعْظِيْمِهِ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ كَمَا قَدَّمْتُهُ لَكَ. (الشيخ ابن تيمية، اقتضاء الصراط المستقيم، مخالفة أصحاب الجحيم: ص/٢٩٧.
Artinya:
Mengagungkan maulid (Nabi Muhammad) dan melakukannya rutin (setiap tahun), yang kadang dilakukan oleh sebagian orang. Dan baginya dalam merayakan maulid tersebut, pahala yang agung/besar alasannya tujuan yang baik dan mengagungkan Rasulullah SAW. dan keluarga beliau. Sebagaimana yang telah saya sampaikan padamu. (Syaikh Ibn Taimiyah, Iqtidla’u al-Shirati al-Mustaqim, Mukholafatu Ashhabi al-Jahim: 297)

Itulah beberapa dalil peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang sudah seharusnya kita sebagai umatnya mensyukuri hari kelahiran dia dengan mengadakan kegiatan-kegiatan yang positif, menyerupai semakin banyak membaca shalawat, pengajian, dan banyak sekali bentuk bakti sosial yang bermanfaat bagi seluruh umat. Bukan enggan mengikuti atau bahkan mengharamkannya.

Keutamaan Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW


Banyak keutamaan-keutamaan yang sanggup diperoleh bagi seorang muslim yang mau mengangungkan baginda Nabi Muhammad SAW. Termasuk memperingati hari kelahiran dia ialah salah satu bentuk mengagungkan Nabi Muhammad SAW. Dan berikut beberapa keutaman dan fadhilah memperingati maulid Nabi.

Ungkapan Kecintaan Kepada Nabi Muhammad


Peringatan maulid Nabi Muhammad ialah sebuah ungkapan kecintaan dan kegembiraan kepada beliau. Bahkan orang kafir saja mendapat manfaat dengan kegembiran itu.

فقد جاء في البخاري أنه يخفف عن أبي لهب كل يوم الإثنين بسبب عتقه لثويبة جاريته لما بشّرته بولادة المصطفى صلى الله عليه وسلم. وهذا الخبر رواه البخاري في الصحيح في كتاب النكاح معلقا ونقله الحافظ ابن حجر في الفتح. ورواه الإمام عبد الرزاق الصنعانيفي المصنف ج ٧ ص ٤٧٨

Dalam hadits di atas yang diriwayatkan Imam al-Bukhori. dikisahkan saat Tsuwaibah, budak wanita Abu lahab, paman nabi , memberikan isu gembira wacana kelahiran sang jabang bayi yang sangat mulia , Abu Lahab pun memerdekan Tsuwaibah sebagai tanda cinta dan kasih. Dan alasannya kegembiraannya, kelak di hari selesai zaman siksa atas dirinya diringankan setiap hari senin tiba.

Meneguhkan Kembali Kecintaan kepada Beliau


Meneguhkan kembali kecintaan kepada Nabi Muhammad. Bagi seorang mukmin, kecintaan kepada Nabi ialah sebuah keharusan, salah satu untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Kecintaan kepada nabi harus berada diatas segalanya, bahkan melebihi kecintaan kepada istri, anaknya, bahkan  kecintaan diri sendiri.

لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحبّ إليه من ولده ووالده والناس أجمعين
Artinya:
“Tidak tepat kepercayaan salah satu diantara kau sehingga saya lebih dicintai olehnya daripada anaknya, orang tuanya dan seluruh manusia.” (HR. Bukhori Muslim)

Mendapatkan Rahmat Allah SWT


Mendapatkan rahmat Allah berupa taman nirwana dan dibangkitkan gotong royong golongan orang yang jujur, orang yang mati syahid dan orang yang sholeh. Imam Sirri Saqathi Rahimahullah berkata:

من قصد موضعا يقرأ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم فقد قصد روضة من رياض الجنة لأنه ما قصد ذلك الموضع إلا لمحبة النبي صلى الله عليه وسلم : وقد قال صلى الله عليه وسلم: من أحبني كان معي في الجنة
Artinya:
“Barang siapa menyengaja (pergi) ke suatu daerah yang dalamnya terdapat pembacaan maulid nabi, maka sungguh ia telah menyengaja (pergi) ke sebuah taman dari taman-taman surga, alasannya ia menuju daerah tersebut melainkan kecintaannya kepada baginda rasul. Rosulullah bersabda: barang siapa mencintaku, maka ia akan bersamaku di syurga.

Demikian dalil dan keutamaan merayakan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. dan mari kita merenung sejenak. Apabila Rasulullah SAW masih hidup, apa yang hendak kita lakukan dihadapan beliau? Apakah besar hati melaksanakan dosa, kemaksiatan, dan tidak menjalankan pedoman beliau? Tentu saja tidak.

Nah, hanya sekedar merayakan hari kelahiran dia dengan sederhana namun sangat bermakna dan penuh hikmah, kita malah enggan dan bahkan dengan buta mengharamkannya, umat Islam dianggap menentang, dan lain sebagainya.

Kalau memang maulid Nabi itu dilarang, bagaimana dengan perayaan kelahiran Raja atau bahkan peringatan hari lahirnya suatu organisasi? Mari kita haturkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW yang telah menjadi lentera di tengah kegelapan dunia.

Allahumma sholli wa sallim 'alaa sayyidina Muhmmad wa 'alaa alihii wa shohbihii ajma'iin

Tidak layak bagi seorang yang bertawakkal bertanya "Mengapa kalian memperingati maulid Nabi?" Karena seperti ia bertanya "Mengapa kalian bergembira dengan adanya Nabi?".
Abuya Sayyid Muhammad bin ‘Alawi Al Maliki Al Hasani

Sumber:

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inilah 5 Perbuatan Tegesa-Gesa Yang Menerima Pahala

Mengapa Langit Berwarna Biru Kok Tidak Ungu?